Media Sosial Menjadi Alternatif Metode Pembelajaran E-learning di Indonesia

Mendengar kata E-Learning saya langsung teringat 10 tahun ke belakang saat saya ingin melanjutkan kuliah sambil kerja, saat itu saya sendiri belum mengetahui adanya metode e-learning walaupun sudah ada kelas khusus karyawan tapi tetap saya tidak bisa mengikutinya karena saat itu hari sabtu saya masih harus masuk kerja selain itu harga Internet pun masih terbilang mahal dan harus pergi ke WARNET (warung internet) yang masih jarang saat itu, tidak seperti saat ini semua sudah diberi kemudahan berinternet bisa menggunakan kabel,modem usb  atau smartphone dan maraknya usaha warnet dimana-mana sekaligus tiap provider berlomba-lomba untuk memberikan tarif paket pulsa murah untuk berinternet.

Dengan perkembangan komunikasi dan Informasi yang begitu pesat  saat ini, E-learning menurut saya sangat baik  dan pas untuk digunakan di Indonesia sebagai konsep pembelajaran di era modern (digital) saat ini. Karena geografis wilayah Indonesia yang begitu luas dan berpulau-pulau ditambah terbatasnya guru pengajar tentunya sangat efektif program pendidikan menggunakan sistem E-learning , pastinya semua warga bisa terjangkau dan merasakan pendidikan, sesuai dengan pasal 31 ayat 1 UUD’45 yang berbunyi "semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan". dengan begitu isi dari  pasal 31 undang-undang dasar tentang pendidikan baru bisa dirasakan, tidak seperti sekarang ini masih belum di rasakan secara merata keseluruh warga Indonesia.

Tapi sayang untuk saat ini metode pembelajaraan dengan E-learning masih belum merata hanya sekolah dan kampus tertentu saja yang merasakan dan memanfaatkan metode tersebut, mungkin karena biaya pembelajaraan yang masih terbilang mahal karena harus terhubung ke jaringan Internet atau belum siapnya para pengajar (Guru) menggunakan metode E-learning,  untuk itu menurut saya peran pemerintah harus terlibat dalam hal ini supaya metode pembelajaran dengan E-learning bisa di terapkan di tiap lembaga pendidikan, sekolah maupun kampus agar semua warga Indonesia bisa merasakan yang namanya pendidikan tanpa mengenal jarak dan waktu.

Banyak faktor yang mengakibatkan ketertinggalan pendidikan Indonesia, mulai dari keterpencilan, keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, hingga ketidakmerataan penyebaran guru yang mumpuni. Selain itu, adanya hambatan kemiskinan, biaya sekolah yang mahal, dan masih ada keluarga yang kurang menghargai pendidikan bagi anak-anaknya.

Selain itu Guru juga harus ada pelatihan khusus agar melek teknologi, sekaligus dibuatkannya  kurikulum yang dapat dibuat digital dengan sistem E-learning yang memudahkan proses pembelajaran. Proses komunikasi guru dan murid juga akan lebih mudah tentunya. Melalui E-learning, guru bisa kreatif menggunakan gambar, video, audio, teks, dan animasi sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik. Selain itu menjadi inovasi pembelajaran melalui teknologi digital secara online biasanya membuat minat belajar siswa meningkat dibandingkan dengan cara klasik tatap muka, mencatat atau mendikte.

Perkembangan media sosial di Indonesia yang begitu pesat bahkan menjadi lima besar pengguna tertinggi di dunia tidak salahnya menjadi alternatif untuk dimanfaatkan sebagai metode E-learning dalam penyampaian materinya maupun tanya jawab antar pengajar (guru) dengan siswa, dengan begitu siswa akan lebih cepat interaksi dengan guru secara online, sekaligus bisa selalu update mengikuti perkembangan yang diberikan gurunya, pastinya E-learning menggunakan media sosial semakin seru dan mengasikkan bagi siswa dalam belajar,  menurut saya.

Semoga saja metode pembelajaran E-learning di Indonesia bisa diterapkan bahkan wajib ada, di tiap lembaga pendidikan agar setiap warga Indonesia di pelosok mana pun, apa pun latar belakang sosial ekonominya dapat dengan mudah dan murah memperoleh pendidikan yang bermutu. Agar bangsa Indonesia tidak ada lagi yang terbelakang masalah pendidikan.***

Salam Pendidikan,
by @cidyrus,depok