Vaksin | sumber google image |
Beberapa akhir-akhir ini, Kasus Vaksin Palsu sudah menjadi isu hangat dan menimbulkan keresahan di masyarakat, ditambah peredarannya sudah berlangsung selama 13 tahun.
Resah sudah pasti, sebagai orangtua siapa sih yang tega membiarkan anaknya sakit. Apalagi orangtua yang baru memiliki buah hati yang masih bayi, seperti halnya yang saya alami anak saya masih menginjak satu tahun. Saat mendengar berita terungkapnya peredaran vaksin palsu baru-baru ini, kehawatiran sudah pasti bahkan menjadi tanda tanya dalam diri saya apakah saat pemberian vaksinasi kepada anak saya saat itu asli atau palsu?
Bicara soal VAKSIN atau Imunisasi bayi sebelum satu tahun harus mendapatkan vaksin dasar rutin tiap bulan sesuai anjuran pemerintah, karena vaksinasi merupakan cara mudah dan murah untuk menjaga kesehatan serta mencegah berkembangnya suatu wabah.
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Narsum Talkshow BPOM Sahabat Ibu, Drs Arustiyono (kiri), Rianti Anggriani, SH (tengah) dan Dya Loretta (Kanan) |dok pribadi |
BPOM sebagai badan pengawas obat dan makanan di Indonesia, Jumat Pagi, 01 Juli Kemarin bertempat di Auditorium BPOM menggadakan talkshow Sahabat Ibu terkait "Vaksin Palsu" bersama Direktur Pengawasan Produksi & Distribusi Obat BPOM RI, Drs. Arustiyono, Aph,MPH dan Riati Anggriani, SH MARS, MHum selaku Kepala Biro Hukum & Humas BPOM sebagai narsum dan Dya Loretta moderator saat itu.
Acara yang dibuka langsung oleh Ibu Sekretaris utama BPOM, Ibu Dra. Reri Indriani, pesan dari beliau kepada masyarakat Jadilah konsumen yang cerdas, konsumen yang kritis, jangan mudah tergiring oleh opini-opini yang tidak jelas.
Setelah acara dibuka oleh ibu Reri, tanpa menunggu lama dilanjutkan dengan paparan dari Pak Arustiyono, menurutnya vaksin palsu yang beredar dari hasil investigasi saat ini ada 37 titik di 9 provinsi terindikasi di klinik dan Rumah Sakit Swasta.
"Masyarakat tidak perlu cemas BPOM menjamin vaksin-vaksin yang terindikasi palsu yang beredar sudah di segel (aman), beredarnya vaksin palsu didistribuskan melalui jalur tidak resmi (ilegal)", ujar Pak Arus.
Apalagi vaksin palsu yang beredar bukan vaksin dasar yang dianjurkan pemerintah melainkan vaksin tambahan atau vaksin lanjutan biasanya harga vaksinnya lebih mahal karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar, walaupun hingga saat ini belum ada jaminan.
Mendengar hal tersebut, saya langsung lega kalau begitu tidak perlu lagi cemas dan kuatir dengan vaksin dasar yang diberikan kepada anak saya, tinggal kita lebih waspada dan berani bertanya aja kalau sekiranya meragukan.
BPOM menjamin Vaksin yang didistribusikan resmi seperti Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah merupakan Vaksin Asli. Apalagi vaksin tidak bisa disimpan sembarangan hanya di suhu 2-8'C
Jenis-Jenis Vaksin,
Vaksin Dasar seperti: Hepatitis B, BCG, DPT-HB, DPT HB-Hib, polio dan Campak.
Vaksin Lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas: DPT-HB atau DPT-HB Hib dan campak.
Vaksin lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Vaksin lanjutan diberikan pada Batita, anak usia SD dan Wanita usia subur.
Balik lagi ke acara talkshow, setelah paparan dari pak Arustiyono dilanjutkan dengan Ibu Rianti, menurutnya di Indonesia yang memproduksi vaksin hanya Biofarma yang sudah diakui oleh who dan bersertifikat.
Selain itu pengawasan pangan yang ditemukan Badan POM selama 2016, terdapat 42.935 kemasan produk yang diamankan, ujar ibu Rianti.
Tambah beliau, apabila masyarakat ingin mengetahui produk-produk sperti kosmetik, obat dll asli maupun palsu tanya kepada jalur resmi yakni biro hukum BPOM atau cek di websitenya www.pom.go.id
Akhirnya waktu juga yang harus mengakhiri talkshow sahabatIbu saat itu, kesimpulannya menurut saya Badan POM yang memiliki kewenangan untuk pengawasan obat dan makanan untuk menjalin kerjasama dengan kepolisian dalam hal penyelidikan maupun tindakan yang melawan hukum, sekaligus perlu ditingkatkan pengawasan layanan informasi termasuk vaksin di puskesmas, apotek dan rumah sakit.
Selain itu masyarakat tetap tenang dan cerdas, masyarakat bisa meminta penjelasan kepada dokter maupun ahli kesehatan untuk memastikan vaksin yang diberikan kepada anak aman dan asli.**
Salam Sehat
Kemarin juga hadir di acara ini dan tercerahkan. Semoga pemerintah dan masyarakat bisa bahu membahu menuntaskan masalah vaksin palsu ini yaa...
BalasHapusYa mba Zata, Alhamdulilah pemerintah langsung merespon & sudah memberikan solusinya dgn mengulang memberikan vaksin secara gratis di RS Pemerintah dan Puskesmas
Hapus